Demikianlah kata-kata Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhu dalam mengungkap keutamaan para salaf dari kalangan sahabat-sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Maka, tidak seharusnya kita meremehkan pesanan dan wasiat beliau ini. Jadi, sebelum kita mahu mengambil, meneladani, dan mencontohi para salaf dari kalangan sahabat-sahabat Nabi, tidak dapat tidak wajib bagi kita untuk mengenali mereka dengan baik. Dengan mengenalnya barulah kita mampu meraih tauladan yang sebenar. Dengan mengenalnya pasti kita akan jatuh cinta.
Fathul Baari jilid 1 _ Ibnu Hajar Al Atsqalani.pdf. Fathul Baari jilid 2 _ Ibn Hajar al-Atsqalani.pdf. Fathul Baari jilid 3 _ Ibn Hajar al-Atsqalani.pdf. DOWNLOAD KITAB ULAMA SALAF Kitab-kitab Islam 1. Bulughul Maram_Ibnu. Facebook Google+ Twitter. 40 Responses to 'DOWNLOAD KITAB ULAMA SALAF' Rizki Ramdani 22 Januari 2014.
Begitu banyak buku-buku yang mengisahkan tentang perjalanan hidup, sirah, thabaqat (status dan tingkat kedudukan), biografi, karektor, sejarah para Salafus soleh; yang mana salah satu di antaranya adalah kitab ini -: Hilyatul Auliya' wa Thabaqatul Asyfiya’ (Perhiasan para wali dan tingkatan orang-orang ‘suci’). Kitab ini merupakan sebuah kitab berbentuk ensiklopedia Islam yang membentangkan sejarah dan biografi para ulama Salaf terdahulu secara terperinci.
Penulisnya, Al-Hafiz Abu Nu'aim al-Ashfahani rahimahullah mengutarakan di dalamnya hadis-hadis yang banyak berserta atsar-atsar salaf lengkap bersanad. ' Abu Nu'aim adalah orang yang didatangi ramai orang pada zamannya. Di seluruh penjuru dunia ini tidak ada orang yang lebih baik sanad dan hafalannya berbanding beliau. Para huffaz (penghafal Hadis) dunia berkumpul di sisi beliau.
Sehingga setiap hari menjadi giliran salah seorang di antara mereka untuk mem baca apa yang diinginkan sampai masuk waktu Dzuhur. Lalu ketika beliau (Abu Nu'aim) pulang ke rumahnya, adakalanya ada orang yang membaca satu juzuk bahagian di hadapannya selama dalam perjalanan dan beliau sama sekali tidak mengeluh. Beliau selalu sibuk dengan menulis atau menyampaikan Hadis.' Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah ditanya tentang orang yang berhajat mendengar kitab-kitab Hadis dan Tafsir dibacakan. Tetapi ketika kitab Hilyatul Auliya’ dibacakan kepadanya, orang tersebut tidak mahu mendengarkannya, maka Ibnu Taimiyah rahimahullah pun menjawab, 'Abu Nu'aim adalah salah seorang penghafal hadis terkemuka, penulis buku yang banyak dan terbilang, dan karya tulisnya banyak dimanfaatkan orang.
![Cerita Cerita](http://4.bp.blogspot.com/-XtXeqithcyA/U6qmsCXHnhI/AAAAAAAACPY/ldxqUE3bgiE/w1200-h630-p-k-no-nu/Mutiara+Hikmah+Ulama+Salaf.png)
Beliau lebih besar daripada sekadar digelar tsiqah (terpercaya). Kerana kualiti kemampuannya lebih tinggi daripada gelar tersebut, dan kitabnya (Hilyatul Auliya') adalah salah sebuah buku terbaik yang mengungkap kisah-kisah orang-orang zuhud. Walaupun demikian, di dalamnya terkandung sebahagian darinya hadis-hadis dan kisah-kisah yang batil.' (Majmu' Al-Fatawa, I8/17).
Oleh itu, para pembaca yang berhajat terhadap kitab ini dalam menambah wawasan pembacaan, mendapatkan manfaat yang banyak, tambahan ilmu, meraih mutiara kata ulama generasi awal, menuai wasiat mereka, dan menguasai keluasan maklumat terhadap kehidupan para salaf; tidaklah perlu bimbang dari tercampur antara riwayat-riwayat yang sahih dengan sebaliknya. Kerana semua itu, insyaAllah telah disaring dan diberi penjelasan terutamanya pada nota kakinya. Hak cipta Atsar Enterprise, www.atsar.ilmusunnah.com. Tidak dibenarkan membuat salinan tanpa kebenaran.
DutaIslam.Com - Orang yang berilmu harus disertai dengan akhlak yang baik. Baik akhlak dhohir ataupun akhlak batin yakni dengan menghindari perkara-perkara semisal hasud, ujub dan lain sebagainya.
Orang yang berilmu juga harus mengetahui rahasia-rahasia amal dan juga apa penyebab dileburnya amal tersebut dan harus pula mengetahui ilmu al-waqi' wal wa'id al-waqiin filkitab was-sunnah, mengetahui ancaman-ancaman dan juga apa yang diperoleh jika taat kepada Allah dan apa ancaman yang akan didapat jika melanggar perintah-Nya. Sebagaimana yang telah disebutkan didalam Al-Qur'an juga Al-Hadits. Maka jika disertai akhlak seperti ini, ilmu tersebut akan memberikan kemanfaatan. Dan hubungan antara ilmu yang dhohir dan yang batin itu harus sempurna.
Jika tidak, maka tidak menjadi sempurna pula ilmu yang didapat. Dan kesempurnaan ilmu bisa kita lihat pada laku dari pada ulama-ulama salaf. Coba baca cerita-cerita ulama salaf, dalam setiap langkahnya selalu diterangi oleh cahaya ilmu dhohir dan cahaya ilmu batin.
' Ilmu batin fala qiwama lahu biduni ilmidz-dhohir'. Artinya, orang yang mempunyai ilmu batin, maka tidak ada harganya jika dia tanpa mengetahui ilmu dhohir. ' Wa amma ilmudz-dhohir fala tamama lahu biduni ilmil batin'. Artinya, orang yang mempunyai ilmu dhohir, ia tidaklah sempurna kecuali harus mempunyai ilmu batin. Maka jeleklah orang alim yang berbicara tentang sebagian hukum wajib, fadlo'il dan juga perkara-perkara dari yang haram, sedangkan ketika diminta tentang al-wa'id dan al wa'du (tentang ancaman, tentang anjuran untuk beramal) dia tidak bisa menerangkan dengan jernih. ' Wa shudurul mu'minin innama tansyarihu bikalamillahi ta'ala wa bikalami rosulihi shallallahu 'alaihi wasallam'. Artinya: hati/dada orang-orang mukmin itu akan menjadi terang dengan kalamullah dan kalam Rasulullah SAW dan dengannya itulah mereka hatinya akan terang.
Ketiga ilmu ini harus kita pelajari dan juga harus kita menguasainya, yaitu ilmu dhohir, ilmu batin dan ilmu tentang ancaman dan anjuran. Kegiatan orang yang berilmu adalah menyampaikan, menyebar luaskan dan memperjuangkan, mengajarkan kepada semua umat muslim, yakni mengajarkan ilmu-ilmu yang membawa manfaat kepada mereka. Dan hendaknya juga seorang 'alim ketika duduk bersama orang-orang awam menerangkan bagaimana tentang kewajiban, keharaman, sunnah-sunnah, tentang taat, dan tentang pahala juga tentang siksa yang akan didapat. Dan ini perlu digarisbawahi bahwa orang yang berilmu jangan bicara terlalu muluk-muluk. Berbicaralah dengan kadar kepahaman mereka (orang yang diajak bicara).
Jika kita berbicara terlalu muluk-muluk, maka justru mereka akan menjauh. Berbicaralah dengan ibarat-ibarat yang mudah dan tamtsil-tamtsil yang ringan. Dengan itu mereka tidak akan lari dari pada kita, jika mereka lari maka bagaimana kita mau mengajarkan pemahaman yang benar tentang agama?
Sebagian kalangan awam itu sering kali tasahhul (meremehkan, menganggap mudah perkara-perkara di dalam urusan agama, baik ilmu maupun amal). Dan sebagai orang yang berilmu jangan sampai diam saja terhadap hal semacam ini.
Kita harus memberikan pengajaran, memberikan pengertian agar kerusakan dan bala' tidak menjadi umum dan dianggap sudah biasa. Seorang 'alim jika datang kepadanya orang seorang murid yang ingin belajar, maka lihatlah dulu bagaimana orangnya. Jika orang tersebut bisa membaca, orang yang mau untuk terus belajar, maka perintahlah untuk membaca kitab. Jika orang tersebut memang benar-benar awam, maka ajarilah dengan ilmu-ilmu yang hanya diwajibkan saja, karena ilmu yang diwajibkan tidaklah banyak. Jangan membacakan kepada dia beberapa kitab, sehingga dia malas dan tidak mau untuk mendengarkan, tetapi ajarkanlah pelajaran-pelajaran yang wajib untuk dirinya saja biar dia tidak merasa malas dan tidak bosan. Dan sebagai Alim jangan pernah bosan untuk mengajar ' Wa sukutul 'ulama an ta'limihim wa ta'rifihim fala haula wala quwwata illa billah'. Artinya: diamnya ulama terhadap kemungkaran, terhadap perbuatan-perbuatan keji, tidak mau mengingatkan dengan lisan, tidak mengajarkan tentang keilmuan, itu adalah sebuah bencana yang besar fala haula wala quwwata illa billahil 'aliyyil adhim.
Allohummanfa'na bima 'allamtana wa 'allimna ma yanfa'una wazidna 'ilman wal hamdulillah 'ala kulli hal wa na'udzu billahi min ahwali ahlinnar. dutaislam.com/ ab.